October 13, 2011

PENGHIANATAN SEORANG SAHABAT

   2 comments     
categories: 

Sewaktu SMP aku mempunyai 5 sahabat. Mereka adalah Ria, Eka masnia, Nurin, dan Nia. Salah satu dari mereka duduk sebangku denganku yaitu Ria. Ria cukup menyenangkan sebagai teman sebangkuku, dia selalu cerita hal-hal yang lucu sehingga membuat aku tertawa. Demikian juga dengan 4 sahabatku. Ketika kita kumpul di sekolah kita selalu bersama, biasanya kalau sudah istirahat kita punya tempattongkrongan yaitu di kantin dan di belakang sekolah. Disana kita makan-makan sambil cerita. Terkadang apabila tidak ada guru, kita langsung lari ke kantin atau ke belakang sekolah. Pada waktu hari jumat, dikelasku tidak ada guru sehingga aku dan sahabatku pergi ke kantin. Tiba-tiba ada guru BK yang melambaikan tangannya ke aku dan teman-teman, dan dia mengatakan dengan wajah marah, ”Hei, enak sekali ya kalian beli-beli, sekarang itu masih belum waktunya istirahat, ayo cepetan masuk!”. Saya dan teman-teman masuk kelas. Pada saat di kelas kita gosip tentang guru BK yang memarahi kita.
”Eh bu Dini tuh galak banget ya?”. Eka bertanya kepada teman-teman-nya.
Ya, tapi kita tidak usah nanggepin dia”. Ria menjawab dengan wajah santai.
”Benar tuh katanya Ria, kamu gak usah mikirin Bu Dini yang penting kita senengRika menyambung jawaban Ria sambil menyakinkan teman-temannya.
Ehngomong-ngomong Bu Dini orangnya sudah tua dan punya suami tapi kok masih di rebonding ya rambutnya?tidak malu pa ”. Masnia nyambung ngomong dan mengejek Bu Dini.
”Mungkin dia pengen punya suami lagi!!”. Nurin menjawab sambil tersenyum.
”Ya, lagian siapa yang mau ma dia galak kayak gitu orangnya.” Jawabku sambil tertawa tebahak-bahakdan teman-temanku ikut tertawa juga.
Beberapa hari kemudian salah satu sahabatku terkena masalah, dia adalah Ria. Pertama dia tidak ingin cerita tentang masalah yang menimpanya, tetapi aku mengetahui apa masalah yang menimpanya. Aku bisa tahu masalah Ria, karena tadi malam Ibu Ria ke rumah jam 12 malam mencari Ria. Kedua orang tuaku ikut panik karena Ria tidak ada. Suasana panas terjadi di rumahku dan disitulah aku di introgasi sama Ibu Ria. Ibu Ria menanyakan banyak hal ke aku. Dan setelah agak lama di rumah Ibu Ria pulang.
Setelah Ibu Ria pulang, orang tuaku menyuruh aku agar tidak tidur dulukarena masih ada yang ingin mereka sampaikan. Mereka ternyata memberi tahu aku agar aku tidak boleh mencontoh sikap Ria. Beberapa menit kemudian Ibu Ria telephone, dia memberi tahu bahwa Ria sudah ketemu. Dan Ibu Ria juga bilang kalau Ria itu bersama pacarnya. Demikian kejadian pada malam itu. Lalu aku bilang kepada Ria, ”Ria…, mendingan sekarang kamu cerita aja dech ke teman kita, karena aku sudah tahu semua apa yang menimpa kamu tadi malam”. Kalau kamu gak mau cerita, biar aku yang akan cerita ke mereka”. Dan akhirnya Ria bercerita semua yang
menimpanya ke sahabatku. Dan dia terlihat sedih banget, dia bilang bahwa tadi malem dia dan pacarnya dipukuli sama ayahnya. Lebih parahnya lagi, dia dilarangmegang handphone. Ria paling gak suka kalau dia gak pagang handphone, karena dia gak bisa sms-ansama pacarnya. Dia kebingungan pengen membeli handphone,tapi dia gak punya uang. Aku menawari sebuah tawaran kepada dia, bahwa apabila dia ingin sms-an dia boleh pinjam handphoneku dan dia maudengan tawaranku.
Beberapa hari kemudian, di kelasku gak ada guru,saya dan teman-teman senang. Aku dan sahabat-sahabat seperti biasa nongkrong di belakang sekolah. Tetapi ada satu sahabat-ku yang tidak ikut, dia adalah Ria, teman sebangkuku. Pada waktu itu aku tidak membawa handphone ke belakang sekolah, aku sudah kebiasaan naruh hanphoneku di tas. Ternyata setelah aku kembali, aku mengambil handphonekuuntuk sms ke seseorang, ternyata handphoneku tidak ada.Pada saat itu aku kaget dan kebingungan, akutanya ke Ria biasanya dia suka nyembunyiin handphoneku. Dan dia menjawab pertanyaan aku, ”aku tidak tau dimana HP kamu”, dan aku menjawab, ”ayo Ria please jangan bercanda”. Aku sampai cepek menanyai ke semua temen-temen aku, terus Nurin mengusulkan agar aku mengecek satu per satu tas teman-temanku. Tetapi aku yang mau mengecek, teman-teman sudah pulang semua.Lalu, Masnia menyuruh aku agar melapor ke guru BK.Dan 5 temanku ke ruang guru, tetapi guruku bilang sama aku, ”Kamu telat melapor kepada saya karena sekarang saja teman kamu sudah pulang, sedangkan kalau besok kita mengecek, pastinya teman-teman kamu tidak ada yang mau mengaku, maaf saya tidak bisa berbuat apa-apa atas kejadian ini”. Aku langsung menundukkan kepala sambil berjalan menuju kelas, dan didepan kelas aku menangis juga memikirkan apa yang harus aku bilang kepada orang tuaku. Tetapi gak tau kenapa aku punya pikiran kalau Ria yang mengambil handphone-ku.Kalau menurut aku, pikiran aku masuk akal karena Ria teman sebangkuku dan pada waktu aku kumpul-kumpul dengak ke 5 sahabatku dia tidak ikut. Apalagi dia sekarang di larang pegang handphone. Selly berkata di dalam hati-nya, ”Gimanaya caranya, untuk membuktikan kalau Ria itu pencurinya?”. Terlihat dari arah selatan datanglah seorang guru beliau adalah Bapak Syahrowi wali kelasku dan sekaligus guru agama. Aku langsung mendatangi beliau dan menceritakan semua kejadian yang menimpaku. Dan Bapak Syahrowi bilang agar aku pulang terlebih dahulu. Tentang masalahku, mungkin akan dibahas besok oleh beliau. Aku gak berani bilang ke Bapak Syahrowi kalau Ria pencurinya.Karena, itu hanya perasaanku dan aku tidak mempunyai bukti. Lalu aku pulang dengan temanku. Sepanjang perjalanan aku terus menangis dan aku berkata di dalam hati, ”Apa yang harus aku katakan sebentar lagi setelah aku sampai di rumah kepada orang tuaku, mereka telah susah payah membelikan aku handphone tetapi aku seenaknya menghilangkannya”. Setelah aku sampai di rumah, aku langsung mencari kedua orang tuaku. Ternyata, mereka ada di halaman belakang. Aku menuju halaman belakang dan setelah sampai di halaman belakang terlihat Ibuku sedang bercakap-cakap dengan Bapak. Lalu Ibuku melihat aku dan menyapaku.
”Hei selly, sudah pulang kesini duduk”.Ibu menyapaku.
“Ya Bu”. Aku menjawab dengan suara pelan.
”Kamu kenapa sel? kayaknya wajah kamu terlihat seperti sudah menangis”. Ibu bertanya keadaanku.
”Ibu maafkan selly,maafkan selly”.Aku memeluk Ibu dan menangis.
”Kenapa kamu harus minta maaf punya salah apa kamu kepada ibu?”. Ibu bertanya dan bingung kenapa aku langsung menangis.
”Iya sel,kanapa kamu langsung menangis?”. Ayah juga bertanya dan bingung.
”Bapak maafkan selly, selly tidak pantas jadi anak bapak, selly selalu mengecewakan bapak”. Aku juga memeluk Bapak dan minta maaf.
”Apa yang kamu bicarakan sel, coba kamu berhenti menangis dan ceritakan semua kejadian yang menimpamu kepada bapak dan ibu”. Bapak langsung bersikap tegas dan menyuruhku tenang.
Handphone selly hilang”. Aku menjawab pertanyaan orang tuaku dan memberi tau masalah yang menimpaku.
”Apa….hilang?”. Orangtuaku kaget mendengar berita itu.

”Dimana kamu letakkan selly sampai Handphone kamu itu hilang?”. Ibu Selly bertanya penyebab hilangnya Handphone tersebut.
”Di tas ibu”. Aku menjawab sambil menangis.
”Ya sudah gak usah menangis, dan menyesali semuanya, yang terpenting kamu tidak boleh lagi melakukan hal seperti itu.
Tetapi sel, apakah kamu sudah lapor ke gurumu ?”. Bapak memberi nasihat ke aku sekaligus bertanya.
”Sudah bapak, katanya besok mau diurusi.Ngomong-ngomong makasih ya bapak dan Ibu, karena kalian berdua sudah mau memaafkanku”. Aku menjawab pertanyaan bapak, dengan wajah bahagia dan aku berterimah kasih karena sudah dimaafkan oleh orang tuaku.
”Ya”. Bapak menjawab dengan tersenyum dan Ibu, juga ikut tersenyum.
Kebesokan harinya selly pergi ke sekolah, dan sesampainya di sekolah dia mencari Bapak syahrowi, ternyata Bapak Syahrowi sudah ada di kelas. Pada waktu itu aku datang telat. Dan sesampainya di kelas, sebelum masuk aku mengucapkan salam. Bapak Syahrowi bertanya kepada teman-teman, ”Siapakah di kelas ini yang mengambil handphone Selly. Teman-teman tidak ada yang menjawab. Dan Bapak Syahrowi mengatakan sesuatu ke teman-teman, ”Jika kalian malu ingin mengembalikan kepada Selly kalian boleh langsung mengembalikannya kepada saya, tetapi kalau kalian tidak mengembalikannya,kalian yang mencuri handphone Selly pada saat kalian kelas 3, kalian tidak akan lulus”. Bapak Syahrowi langsung keluar kelas, dan aku menyusul beliau. Aku bertanya kepada beliau, ”Apakah benar yang Bapak katakan?”, dan beliau menjawab, ”Kamu tenang saja Sel, liat saja pada saat kamu kelas 3, dan masalah yang mencuri handphone kamu itu tidak mungkin kalau bukan teman sekelas kamu sendiri, pasti nanti ketahuan.”
Lima bulan kemudian aku sudah kelas 3 dan aku terpisah dengan ke-5 sahabatku. Meskipun kita lain kelas kita masih tetap sahabat. Dan pada waktu hari rabu, Ria ngajak pulang bareng. Pada saat sudah pulang dia meminta aku agar menemani dia untuk menunggu pacar dia. Beberapa menit kemudian, dia mengeluarkan sesuatu dari dalam tasnya ternyata itu adalah handphone, dan dia menelphonepacarnya. Anehnya pada saat dia menelphone, handphone itu ditutupi dengan jeketnya. Aku curiga dan akhirnya aku diam-diam melihat dia dari belakang pada saat menelphone, aku kaget karena handphonedia sangat sama dengan handphoneku yang hilang. Aku langsung lari meninggalkan dia sendirian. Di perjalanan aku berkata di dalam hati, ”Kenapa harus sahabatku sendiri yang mencuri handphone-ku, itu sulit dipercaya”.Jadi selama ini, apa yang aku curiga’in ke dia itu benar. Kebesokan harinya aku mendatangi Bapak Syahrowi, dan menceritakan semua kejadian yang aku alami kemaren. Dan Bapak Syahrowi kebingungan, karena tidak ada bukti untuk membuktikan kejadian kemaren. Seandainya akupunya bukti, mungkin aku bisa mendapatkan handphoneku kembali. Tetapi Bapak Syahrowi mengingatkan aku tentang yang pernah Bapak Syahrowi bilang ke teman-teman, bahwa barang siapa yang mencurihandphoneku tidak akan lulus ujian Nasional pada saat kalian kelas 3”. Dan Bapak Syahrowi bilang ke padaku, ”Kamu tenang saja Selly, mungkin yang saya ucapkan kalau itu benar-benar terjadi, saya rasa sudah seimbang dengan perbuatan yang dia lakukan ke kamu dan masalah handphonemu Bapak doakan kamu dapat pengganti handphone yang lebih bagus. Dan aku menjawab, ”Makasih Bapak atas doanya”. Setelah kejadian itu hubungan aku dan Ria sangat jauh, dan ria selalu takut jika melihatku. Mungkin dia merasa kalau aku sudah tau kalau dia yang mencuri handphoneku. Ujian nasional tingkat SMP tiba. Aku dan teman-teman melaksanakan ujian tersebut. Tetapi hati kita merasa sedikit takut, karena kita takut tidak lulus ujian. Pada saat pengumuman kelulusan tiba, ternyata aku lulus. Tetapi ada 4 temanku yang tidak lulus ujian, dan salah satunya adalah Ria. Ternyata apa yang Bapak Syahrowi bilang kepadaku itu benar. Dan Ria harus mengikuti ujian susulan. Hikmah yang bisa aku ambil dari kejadian yang menimpaku adalah jangan terlalu mempercayai seseorang sekalipun itu sahabat kita sendiri.

2 comments:

  1. yang sabar aja eah...smua pasti ada hikmah_y....^^ app FB ku eah....sbnr_y aku lg btuh tmen cewe buat curhat :/

    ReplyDelete
  2. hehee iyaaaa
    emg ada apaaa kok btuh tmen curhat?

    ReplyDelete