May 9, 2018

Tertegun Sejenak

   No comments     
categories: 
Hari itu hari Minggu, hari libur bagi sebagian besar umat yang berdomisili di Indonesia, hari untuk merayakan kebebasan setelah seminggu diikat oleh aktivitas yang padat dan bejibun.

aku dan beberapa orang temanku telah membuat janji untuk ikut carfreeday. kami berangkat bersama-sama setelah bertemu di titik kumpul yang telah ditentukan sebelumnya. Sebenarnya sih ceritanya biasa saja, sama dengan orang-orang lain yang ikut carfreeday di kotanya masing-masing. aku yakin kalian semua juga sudah pernah ke carfreeday, ya kan?

tapi menurutku disini beda, carfreeday disini beda, beda dengan di tempatku biasanya ber-carfreeday. (tapi sepertinya hanya kotaku saja yang beda. xoxo) Disini, kalian bisa berwisata kuliner, jajanan disini sangat beraneka ragam, dijajakan di sepanjang jalan yang belum bisa ku hitung berapa pasnya dan harganyapun terbilang sangat murah, bahkan dengan Rp. 500,- saja kalian sudah bisa mencoba mencicipi salah satu jajanannya.

bukan hanya makanan, pakaian, skincare dan banyak lagi hal yang lain yang dijajakan disini, harganya pun bervariasi, seberuntungnya kalianlah bisa mendapatkan harga berapa :)

***
Aku dan teman-temanku berjalan bersama dengan orang-orang yang juga sedang ikut carfreeday, sesekali mampir untuk membeli makanan ataupun hanya sekedar melihat-melihat di beberapa lapak (mana tau ada yang lucu ya kan hehe), hingga salah seorang temanku mengajak untuk mampir sebentar di salah satu penjual yang menjajakan cendol.

Sembari menikmati cendol yang telah dibuatkan si bapak (kebetulan penjualnya laki-laki), kami berbagi cerita tentang hari itu, mengincar makanan ini dan itu untuk dimakan selanjutnya, hingga akhirnya seorang wanita paruh baya dengan pakaian yang lusuh dan lumayan tebal karena dilapis hingga entah berapa jumlahnya terlihat ingin mampir juga ke lapak cendol tersebut. Mataku seakan mengikuti arah wanita itu bergerak, aku tertegun melihatnya dan mencoba mengamati sembari bergumam "kenapa wanita itu pake baju banyak banget yah", yang anehnya lagi adalah tak satupun dari baju yang dikenakan oleh wanita itu dikancing (semua pakaian yang dipakainya bukan kaos yaa) namun untung saja gaya berpakaian wanita itu tidak membuatnya memperlihatkan hal yang tidak boleh diperlihatkan.

Hmm.. sepertinya wanita paruh baya itu sedang dalam keadaan akal pikiran yang tidak sehat, pikirku.

Entah teman-temanku memperhatikan hal itu atau tidak, ku lanjutkan untuk memainkan ponselku (aku tidak memesan cendol waktu itu) namun tiba-tiba wanita paruh baya itu memesan cendol, setelah memesan cendol, ia kembali ke tempatnya, menyimpan tas bawaannya yang berupa kain untuk membungkus bawaannya tersebut, ia terlihat sedang mencari uang untuk membayar cendol yang telah ia pesan sebelumnya. Namun sebelum pesanan cendol si wanita itu selesai, tiba-tiba temanku yang duduk disampingku (sebut saja namanya Riri) berdiri dan segera membayarkan cendolnya, saat temanku itu mulai berdiri aku berpikir bahwa mungkin teman-temanku sudah ingin meninggalkan tempat itu. Selang beberapa menit temanku yang lainnya pun bergegas untuk membayar cendol mereka dengan mengumpulkan uang dan diberikan ke Riri untuk dibayarkan.

***

Bapak penjual cendol memberikan cendolnya ke wanita itu sesuai dengan pesanannya. saat wanita itu ingin membayarnya tetapi si bapak menolak, sontak saja ku pikir bahwa si bapak ini sangat baik dan mendoakan semoga saja rejekinya selalu dimudahkan oleh Allah SWT. Namun, pikiranku tiba-tiba berubah saat mengetahui temanku si Riri tak kunjung kembali duduk disampingku, Riri tiba-tiba mengajak kami untuk melanjutkan perjalanan, dengan perasaan yang masih sedikit penasaran aku menduga bahwa Riri telah membayarkan cendol si wanita tadi (bahkan sampai saat inipun masih menjadi dugaanku).

berpikir tentang hal itu, aku kembali tertegun dan memikirkan bahwa mengapa tidak untuk kita berbagi, bukankah sebagian dari rejeki kita adalah hak dari mereka yang kurang mampu. Ahh aku akui, aku baru saja mengenal teman-temanku ini tapi aku selalu saja dibuat takjub oleh mereka. Aku banyak belajar tentang berbagi dengan mereka. meskipun hanya segelas cendol tapi tidak semua orang mau membayarkan segelas cendol orang lain yang tidak dikenalnya :))

0 komentar:

Post a Comment